Pernahkah kalian mepertanyakan kenapa kalian mesti menuntut
ilmu?. Berfikir tentang kenapa mesti kita harus menyembah Tuhan?. Berfikit
kenapa kita harus saling mencintai?. Berfikir kenapa kita mesti bekerja?.
Berfikir kenapa kita mesti hidup di
dunia.
Add caption |
Yah itulah sedikit dari ribuan pertanyaan yang mungkin hanya
sebahagian orang mempertanyakannya. Untuk apa kita berilmu kalau toh nyatanya
kita nanti akan menjadi seorang pengagguran. Untuk apa kita menyembah kalau toh
nyatanya kita tak tahu pasti apa yang akan terjadi nantinya setelah kita meninggalkan
dunia fana ini. untuk apa kita mesti mencintai kalau toh nyatanyah kita di
lahirkan sendiri dan nanti akan mati dan di pembarinngan terakhir akan sendiri
juga. Untuk apa kita bekerja sampai menguras tenaga otak dan otot kalau
nyatanya nanti kita tak dapat menikmati hasil kita untuk selama-lamanya. Untuk
apa kita hidup kalau untuk hidup pun butuh enregi agar tetapi hidup.
Menerut gregous dalam film “the art of getting bay”. Harta,
pekerjaan, tugsa algoritma itu semua hanya ilusi, kita hidup sendiri mati pun
juga sendiri dan semuanya hanyalah ilusi. Begitulah sewajarnya rasa-rasanya
memang demikian adanya.
Teringat tentang film dokumenter dari “Harun Yahya” dalam filmnya
“Keniscayaan materi” dia mangatakan bahwa indra menangkap pengalaman-pengalaman
yang ada di luar diri kita kemudian ditransfer kan menuju otak bagian belakang
kita, dan tersadar bahwa otak yang melihat mendengar,merasakan dan juga mencium
serta meraba, di tempatnya itu hanyalah kotak yang berukuran persegi dan
didalamnya itu kosong.
Lalu ketika kita mencoba merasakan sesuatu dalam hal ini
“cinta” atau perasaan senang terhadap sesuatu. Yang coba disebut sebagai
intuisi hal tersebut yang merasakan “hati sanubari” padahal hati mempunyai 2 bilik yang berfungsi
sebagai saluran pengobat racun. Apakah hati tersebut yang merasakan?.
Keindahan, kecintaan, kesenangan dimana kah yang merasakan.
Apakah diri kita atau alat-alat yang ada di dalam tubuh kita. Terkadang ketika
kita merasakan suatu rasa nyeri atau “sakit” yang mana kiranya dibuat
“sakit”itu.
Apakah kalian tidak merasa bahwa kesemuannya itu hanyalah
konsepsi sebahagian orang yang sengaja di konstruk sebagai sebuah kenyataan
padahal hal tersebut hanyalah ilusi semata. Coba fikirkan apa tujuan kalian
membaca artikel ini?. apa tujuan kalian menggerjakan tugas dari dosen ataupun
guru, apa tujuan kalian mencari nilai tertinggi, apa tujuan kalian mendapat
sebuah gelar, mengapa kalian mesti belajar keras.
Dan yang paling kausal dan yang paling utama dari segala
pertanyaan “ APA TUJUAN KALIAN HIDUP?”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar