DEFENISI PERENCANAAN PEMANENAN HUTAN
Perencanaan pemanenan kayu diartikan
sebagai perancangan keterlibatan hutan beserta isinya, manusia/organisasi,
peralatan dan dana untuk memproduksi kayu secara lestari bagi masyarakat yang
membutuhkannya dan mendapatkan nilai tamabah baik bagi perusahaan maupun bagi
masyarakat lokal (sekitar hutan), regional dan nasional, pada suatu kurun waktu
tertentu.
Tujauan perencanaan
pemanenan kayu :
- Memberikan arahan seberapa banyak kayu dapat dipanen secara lestari
- Memberikan arahan tentang metode/sistem pemanenan kayu yang tepat
- Memilih peralatan yang cocok untuk digunakan
- Memberikan arahan pelaksanaan pemanenan yang menjamin keselamatan pekerja dan lingkungan
- Memberikan gambaran tentang volume pekerjaan yang akan dilaksanakan pada tahun rencana, serta gambaran keterlibatan peralatan, tenaga kerja dan dana yang dipelukan
- Memberikan arahan penjadwalan kegiatan
- Memberikan gambaran tentang perkiraan keuntungan yang mungkin dicapai.
Sesuai dengan tujuan penyusunan
rencana di atas, perencanaan pemanenan kayu secara umum berisi :
Deskripsi tentang faktor-faktor input
yang tersedia, meliputi :
a. Kondisi hutan :
- Potensi hutan
- Topografi
- Geologi dan tanah
- Iklim
- Areal-areal yang spesifik perlu dilindungi
b. Peralatan :
- Jenis dan jumlah yang tersedia
- Tingkat kehandalan alat
c. Jumlah dan tingkat keahlian tenga
kerja yang dimiliki
d. Catatan tentang standar biaya dan
produktivitas tenaga kerja dan peralatan
e. Peraturan-peraturan yang berkaitan
dengan kegiatan pemanenan kayu.
Rancangan volume produksi yang secara
lestari akan dihasilkan.
Pemilihan alternatif metode pemanenan
kayu, meliputi :
a. Alternatif-alternatif yang
tersedia
b. Faktor-faktor pembatas pada
masing-masing alternatif :
- Produktivitas lahan hutan
- Kondisi tapak dan lingkungan hutan
- Faktor keamanan baik bagi tenaga kerja maupun lingkungan
- Peraturan dan perundangan yang berlaku
c. Formulasi alternatif terpilih
Rancangan petak tebang dan urutan
pengerjaannya
Jumlah, jenis/spesifikasi dan tingkat
kehandalan peralatan yang diperlukan
Jumlah dan tingkat keahlian tenaga
kerja yang diperlukan, serta sistem
pengaroganisasiannya.
Jadwal pengerahan alat, tenaga kerja
dan dana yang dilibatkan
Estimasi keuntungan
Secara garis besar
kegiatan penyusunan rencana kegiatan pemanenan kayu
terdiri dari 3
tahapan, yaitu :
1. Pengumpulan dan pengolahan data
2. Perancangan alternatif dan
penetapan alternatif
3. Formulasi rencana
Tahapan pertama
dalam penyusunan rencana kegiatan pemanenan kayu adalah mengumpulkan data-data
yang relevan. Data tersebut meliputi :
·
POTENSI TEGAKAN
Potensi
tegakan menggambarkan : jumlah, volume dan jenis-jenis yang potensial ditebang
dan yang mungkin ditinggalkan sebagai akibat diterapkan suatu sistem
silvikultur tertentu misalnya sistem TPTI. Data potensi diperoleh dari kegiatan
inventarisasi hutan. Data-data tersebut diperlukan untuk (a) membuat rencana
produksi kayu yang lestari, (b) menentukan kebutuhan peralatan, tenaga kerja
dan biaya, (c) menentukan perkiraan pendapatan dsb.
·
PETA-PETA
- Peta topografi
Memuat
informasi tentang kontur yaitu garis-garis yang menghubungkan titik dengan
ketinggian yang sama. Untuk mementukan trase jalan angkutan dan jalan sarad
yang memenuhi syarat keamananan dan kemampuan alat angkut yang melaluinya,
serta menentukan sistem penyaradan kayu yang paling cocok diterapkan pada areal
tertentu
- Peta vegetasi
Memuat
informasi tentang gambaran batas-batas type hutan, komposisi jenis, penyebaran
jenis pohon dan ukuran dimensinya serta kelas-kelas kerapatan dan potensi
kayunya. Untuk merencanakan arah rebah pohon yang akan ditebang, trase jalan
sarad/angkutan. Serta untuk menentukan urutan prioritas pengerjaan petak
tebang.
- Peta geologi dan tanah
Untuk
mendapatkan informasi tentang daerah-derah yang menguntungkan dilalui jalan
angkutan (stabilitas tanahnya tinggi, tidak tergenang air, mempunyai drainase
yang baik, mudah mendapatkan bahan pengerasan jalan, dsb) dan daerah-daerah
yang perlu dihindari (daerah yang rawan longsor, daerah-daerah genangan yang
sifatnya musiman). Peta tanah bersama-sama dengan peta kelas lereng dan peta
iklim dapat dijadikan acuan untuk menentukan fungsi hutan.
- Peta iklim
Peta
yang berhubungan dengan jumlah dan intensitas hujan dan hari hujan. Untuk
membuat perkiraan jumlah hari kerja efektif yang dapat dimanfaatkan untuk
pelaksanaan pekerjaan sehingga target volume pekerjaan yang direncanakan dapat
terealisasi dengan baik.
- Peta hidrologi
Mencakup
jaringan sungai baik yang dapat dilayari maupun anak-anak sungai, sumbersumber
mata air, daerah-daerah “torent” (rawan banjir), dsb. Untuk ; (a) melihat
kemungkinan femanfaatan sungai sebagai sarana angkutan kayu, (b) melihat
kemungkinan pembuatan jembatan dan gorong-gorong jika jalan harus melalui
sungai dan anak sungai, (c) mengetahui penyebaran mata air dan sungai-sungai
yang menurut peraturan perlu dilindungi, dan (d) pemanfataannya bagi keperluan
pekerja hutan camp/kemah perlu dibuat di lapangan.
- Peta kadatser
Memuat
informasi pemilikan lahan. Untuk menghindari
tumpang tindih kepemilikan, sehingga areal yang dipanen maupun sarana yang
dibutuhkan benar-benar berada dalam kawasan sendiri.
·
RISALAH DAN CATATAN SURVEI
Data-data
yang perlu dicatat meliputi kondisi topografi, aliran-aliran sungai,lokasi yang
spesifik seperti habitat flora dan fauna langka, mata air, danau, rawa atau daerah
genangan, daerah-daerah rawan longsor, dsb. Untuk menentukan areal-areal yang
harus dilindungi dan untuk peletakan Tpn, trase jalan sarad dan jalan angkutan
·
CATATAN BIAYA
Untuk
membuat rancangan kebutuhan alat, tenaga kerja dan biaya pelaksanaan pemanenan
kayu.
·
PERATURAN PEMERINTAH DAN KEBIJAKAN PERUSAHAAN
Agar
perencanaan kagiatan dan pelaksanaannya tidak bertentangan dengan peraturan
yang berlaku dan sejalan dengan kebijakan perusahaan.
Setelah data-data yang diperlukan
terkumpul, dibuat alternatif-alternatif rencana pemanenan. Didalam perancangan
alternatif, beberapa yang perlu diperhatikan, antara lain:
- Kemampuan hutan dalam menghasilkan kayu. Kelestarian hasil akan didapat jika pemanean kayu tidak melebihi riapnya.
- Persyaratan fisik pada masing-masing metode pemanenan. Apakah sistem penyaradan dengan sistem kabel, sistm traktor atau sistem manual cocok pada areal tersebut.
- Pola jalan dan spasi jalan yang memberikan kombinasi biaya penyaradan, pengangkutan, pembuatan jalan dan pemeliharaannya per satuan volume produksi yang terendah merupakan pilihan yang ideal.
- Peraturan tentang perlindungan hutan, konservasi tanah dan air, perlindungan terhadap tegakan tinggal dan areal perlindungan.
- Keamanan kerja
- Perlindungan terhadap lingkungan
- Estetika
Setelah alternatif terpilih
didapatkan, selanjutnya alternatif tersebut perlu diformulasikan ke dalam buku
rencana. Prosedur pemformulasian rencana pemanenan kayu secara garis besar
adalah sebagai berikut :
- Pendelinesian batas arel yang cocok untuk suatu metode
Kegiatan
ini dimaksudkan untuk memilah-milah areal hutan yang aman untuk dipanen ke
dalam satuan-satuan yang lebih kecil yang dicirikan dengan metode pemanenan
kayu atau sistem silvikultur yang dianut.
- Penentuan urutan prioritas areal yang akan dikerjakan
- Proyeksi jalan angkutan
- Penentuan petak tebang dan urutan-urutan pekerjaannya
STRUKTUR DAN PROSEDUR PERENCANAAN
PEMANENAN KAYU
Perencanaan pemanenan kayu terdiri
dari 3 tingkatan :
Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis merupakan
perencanaan jangka panjang dan meliputi skala daerah yang luas. Perencanaan
strategis merupakan bagian dari keseluruhan perencanaan pengelolaan hutan, yang
dikerjakan secara simultan dengan melibatkan tim perencanaan yang
multidisipliner. Perencanaan strategis di dalam pengelolaan hutan tropis
Indonesia disebut Rencana Pengusahaan Hutan (RKPH) yang berjangka 35 tahun dan
Rencana Karya Lima Tahunan (RKL)
Perencanaan Taktis/Operasional
Perencanaan taktis atau operasional
merupakan perencanaan jangka pendek dan berhubungan dengan skala tahunan.
Perencanaan taktis/operasional ini digunakan sebagai arahan selama satu periode
dalam satu tahun. Perencanaan taktis/operasional ini disebut Rencana Karya
Tahunan (RKT).
Perencanaan Tugas (Task Plans)
Task plans merupakan rencana karya
yang dipersiapkan setelah perencanaan taktis/operasional dibangun. Perencanaan
taktis menggambarkan secara detail tanggung jawab staff dan kelompok kerja dan
arahan-arahan detail bagaimana pekerjaan
tersebut dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar