Sabtu, 18 Januari 2014

KESIMPULAN DARI HASIL PEMBELAJARAN PERGURUAN TINGGI

Pernah suatu saat terbersit Tanya dalam diriku (melancholisss broowww………) untuk apa sih… saya belajar di perguruan tinggi? Coba…coba yang merasa IPK nya 4,00 jawab donggg……..?
Udah kejawab belom….?

Akh… kelamaan mikirnya…….. karena kelamaan, mari kita langsung menjawabnya
 karena ingin BEKERJA boss…..!!!!!!!!!
yah secara logika nihh sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Y.M.E. selain bertafakkur kepadanya kita juga butuh makan brow….. nahhh untuk mendapatkan makanan yah kita harus dan mesti bekerja agar dapat uang untuk membeli makanan.
Kenapa ngak langsung kerja pasca lulus di Sekolah Menengah Umum (terbersit lagi pertanyaan kemudian). Kok langsung kuliah sihh….?
Yah simple ajah… sistem dunia pekerjaan saat ini membutuhkan para pekerja yang telah menyelesaikan masa studinya di perguruan tinggi.
 “Jadi gimana nih ilmu yang kemarin kita dapatkan waktu di bangku perguruan tinggi?”
Mengenai permasalahan tersebut sama sulitnya dengan menjawab suatu pertanyaan
“Kok udah sarjana malah nganggur sihhh?”
Tapi tenang aku udah nentunin jawaban yang paling rasional dan sangat tepat  “itulah TAKDIR”
Yah berbicara mengenai masalah perguruan tinggi tak ada habisnya broww….  Sebagai seorang yang terdidik kita mesti menyelesaikan beberapa problem tetang kuliah di mulai dari kalkulus, statistik, matematika terapan, matematika bawaan, matematika amatiran sampai kesemuanya tentang mata kuliah.  Padahal di dunia pekerjaan kalian tidak akan pernah tuh ditanyakan…
“mengapa alber Einstein menemukan teori relatifitas?”
“mengapa S x Y2 = YES”
“mengapa daun bias menghasilkan glukosa?”
 “mengapa nabila bisa keluar dari JKT 48”
Ngak…. Akan ada brow yang kaya begituan di dunia pekerjaan.
Lho kok terus ngapain para punggawa perguruan tinggi selalu menanyakan hal-hal yang emeng ngak ada di kamus pekerjaan kalo kaya gitu ya….? 
Yah…. Mana ketehe……? Ini nih yang membingungkan sampai kalo ada yang bias menjawabnya please koment ajah di blog ini……(yang jelasnya jangan curhat ya soalnya ini bukan media sosial boss…….)

Contoh simple yang terjadi di kehidupan kita saat ini….
Kamu pernah ngak lihat baligho besar yang bertuliskan “vote me to bring you” yahh baligho caleg lahhh,,,,,,,, coba perhatiin tuh nama yang mencalonkan ama pamnya….  (maksud aku bukan nama bawaan orang tuanya yahh…..) tapi title yang dia pake……
Nah…. Secara logika menurut saya nehhh yang pantas jadi caleg ato anggota dewan tuh yang punya title S.Sos kan bidang profesian perpolitikan atau Administrasi Negara lha kok ini yang mencalonkan udah dari sarjana kedokteran bidang ilmu kejantungan yah syukur kalo naik kalo ngak naik kan bias jantungan tuhhh…….hehehe……….
Ini nih yang rancu dari sistem pendidikan perguruan tinggi broww…..  menurut mereka nih kaum yang lebih tua dan udah memegang tampuk jabatan label atau basic ilmu pengetahuan yang kita dapatkan di perguruan tinggi itu tidak akan menjadi jaminan untuk dunia pekerjaan. Sarjana apapun itu bias jadi teller bank,  caleg, anggota dewan dan lain sebagainya.
Rancukan….
Ini nih yang musti dijawab oleh para punggawa perguruan tinggi mengapa banyak sarjana yang masih menganggur di Indonesia……? Hayooo…hayooo…..
Simple ajah sih broww karena sejak di bangku sekolah dasar sampe perguruan tinggi kita hanya diajarkan bagaimana caranya menghapal otomatis nih secara logika kreatifitas kita dibendung  hal tersebut  menjadikan para siswa dan mahasiswa hanya mampu mengCOPY PASTE apa yang diajarkan oleh mereka.  Jadinya yah ketika udah selesai kita hanya mampu menjadi pekerja dan mengganguk-nganguk apa yang disuruhkan tanpa ada yang berfikir bagaimana ntar kalo aku jadi innovator atau somethinglah…. (ada sihhh beberapa yang jadi innovator tapi, sedikitlah jika di bandingkan para followers).
Maw contoh simplenya yah…  brooww?
coba kalian menyempatkan diri berkunjung ke sekolah dasar atau taman kanak-kanak. Terus lihat hasil gambar mereka, apapun yang disuruhkan untuk menggambar objek pasti semua anak akan sama gambarnya. Menggambar dua gunung di tengahnya ada matahari, terus ada jalanannya samping jalan ada sawah terus ada burung tiga berjejer ngak lupa ada awan di atas gunung . (lhoo.,…. Kok ketawa sambil ngangguk-ngangguk paskenna dIhati yah…..hahahaha…………).
Bicarain masalah pendidikan ngak ada habisnya brow. Ini nih yang salah dari kita sejak dahulu kita cuman di ajarkan teori saja tanpa ada skill dari peserta didik. Yah jadi karang dehh kita soalnya kemampuan kita cuman terbatas borrww ngak ada skill pula.  Padahal  perkembangan dunia saat  ini,  transformasi  IPTEKnya  sangat cepat lho broww itu menurut Antonio giddens dalam bukunya  “runway world” dia mengatakan bahwa kalo kalian ingin hidup di jaman ini yang namanya globalisasi kalian harus punya skills dan informasi.
Maw… bukti…?
Coba kalian lihat di daerah pedalaman sana contohnya lemab baliem tahu ngaakk?.............  (ini nih bukti kalo kalian ngak Indonesia buangett) lembah baliem itu suatu pedalaman yang ada di papua.
Lihat perkembangannya maju ngak…..?
Yah itu karena mereka ngak mampu beradaptasi di era globalisasi makanya mereka sajak dahulu sampai saat ini hanya mampu bertahan dengan keadaan yang begitu-begitu saja. Ini nih menurut om giddens orang-orang yang ngak ngak punya skills sehingga tak mampu memanfaatkan informasi yang  ada.



GORESAN TINTA SANG MANTAN MAHASISWA



Perguruan tinggi merupakan proses jenjang pembelajaran tinggkat atas setelah Sekolah Menengah Atas (namanya juga tinggi pasti sudah ngak ada yang diatasnya……..). Dengan berguru di perguruan tinggi  output dari  luaran yang dihasilkan di sebut dengan sarjana (jadi nama kita akan bertambah pamnya hehehe……….).  di perguruan tinggi ini juga kalian bebas menentukan apa yang kalian mau,….. mulai dari model pakaian yang di gunakan (udah ngak pake merah putih dan abu-abu boss) potongan rambut ala-ala Metalica atau Korean style (asal jangan cepak ntar dikira petugas……). Mau pergi ke kampus ngak mandi 2 hari 4 malam, mau masuk atau ngak dalam kelas, mau apa ajah  pokok e….. boleehhh….
Bagi peserta yang telah terdaftar dalam perguruan tinggi status namanya pun berubah jika dahulu waktu di sekolah dasar sampai sekolah menengah atas di panggil dengan menggunakan siswa lain halnya dengan perguruan tinggi, nama yang digunakan yakni Mahasiswa….
Yah yang namanya gelar maha itu setahu saya sih cuman dua Maha Esa dan Mahasiswa…. Kereen yahhhh……  (ini nih akibat doktrin waktu diperguruan tinggi dulu hehehe……..). tapi emeng bener sihh setelah saya melihat di beberapa kamu bahasa Indonesia yang make gelar Maha itu emeng cumin dua itu….. di oxford sama sorbone ajah ngak pake nama mahasiswa……(youiinggg kan disana ngak pake bahasa Indonesia hehehe………)
Begitu bangganya mereka di panggil dengan gelar tersebut sehingga katanya mereka punya tiga amanah yang harus di emban….. (waoww…kaya pendekar yahhh….) tiga amanah yang mereka harus emban tersebut yakni :
Social of control
Yap…  bahasa Indonesianya pengontrol sosial katanya mereka itu dalam struktur masyarakat disebut sebagai pengontrol sosial….. (waoww kaya petugas ajahhh…) tapi emeng sihhh kalimat ini di lontarkan oleh ponggawa mahasiswa dahulu kalo ngak salah lupa sihhh namanya Amien raiz…….. (yang doyan politik pasti tahu nihhh si Amin hehehe……….).. yah kalimat tersebut terlontarkan oleh Amin Raiz di tahun 98 ketika menumbangkan rezim soeharto. Jadi pada saat itu harga-harga melambung tinggi sehingga terjadi chaos (rusuh) dimana-mana kestabilan ekonomi Indonesia sudah terguncang akibatnya yah seperti itu dehhh…… mahasiswa sebagai pelajar yang berada di menara gading dan memiliki kapasitas intelektual harus turun untuk mengontrol konsidisi sosial yang ada. Yah akhirnya beberapa aktivis pun turun kejalan efek dari itu terlontarlah kata-kata Amin rais tersebut. (keren kan…. Ngak kalah ama film korea berseri hehehehe…………).
Terus yang kedua namanya
Moral of force
Moral of force yahh ini nihhh……. Nama lain dari delta force suatu pasukan yang ada di Amerika Serikat sana………… (ngak… becanda kok….) Moral of Force merupakan pasukan moral nama ini lahir kalo aku ngak salah baca dan ngak lupa sihh….. ini lahir ketika terjadi tragedi MALARI (bukan Malaria yahh itu sihhh nyamukkk…) jadi dahulu tuhh pada waktu kepemimpinan soeharto yang  paling dia takuti  bukan perampok, pencuri, preman, ataupun bajak laut tetapi massa dari mahasiswa makanya efek dari tragedi ini lahirlah suatu system NKK/BKK (lho kok kesitu sihhh). Iyaa jadi  katanya para nenek moyang mahasiswa dahulu atau biasa disebut super senior (bukan super junior yahh… awas ntar kenna tappe lhooo…….. hahahaha………) ketika terjadi ketimpangan dalam masyarakat mereka akan langsung turun membantu para masyarakat kalo udah buntu sihh jalan terakhirnya yah demo. Makanya dari situlah mereka di sebut Moral of Force……
Yang terakhir ini yang ngeri………
Agent of change
 Agen of change bukan agen FBI gan………….. jadi katanya mahasiswa itu tuh disebut sebagai agent of change karena segalahal yang menyakut tentang perbuhana mahasiswa sebagai garda terdepanya. Makanya mereka disebut sebagai Agent of change….
Dari kesemua itu kok bahasanya bahasa inggris-inggris getohhh… yah? Akhhh ini yang saya nga tahu gan… mungkin karena ingin di katakana kaum intelektual yah…. Jadi harus ingris-inggris getoohh….
Yap… berbicara mengenai Intelektual mahasiswa juga mempunya tipikal  seperti itu sihh…… yakni :
Rasional
Katanya mahasiswa dalam berargument mereka harus masuk akal, berbicara sesuai fakta, berfikir secara logika dengan kalimat dan tata bahasa yang mampu untuk dipahami. (yahh berarti mahasiswa ngak percaya dong yang namanya hal-hal ghaib hehehehe…………) 
Analisis
Dalam mengidentifikasi suatu permasalahan mahasiswa di tuntut untuk analisis. Mereka dituntut untuk melihat perseoalan dari berbagai macam sudut pandang dan mengujinya satu persatu agar hasilnya sempurna (kereeenn kannn…………..kaya professor yahh).
Kritis
Yahhh……….. mereka harus kritis tidak langsung menerima suatu permasalahan atau jawaban begitu saja termasuk urusan cinta jika diterima oleh pasangan mereka harus tanyakan kembali mengapa harus diterima menjadi seorang pasangan agar tidak menjadi suatu keragu-raguan (lho kok membelot siihhhh). Jadi mahasiswa itu harus kritis menanyakan suatu hal sampai ke detail-detailnya agar tidak menjadi ke SOTTA an suatu kelak…..
Universal
Mahasiswa harus berfikir secara menyeluruh tidak setengah-setengah atau selangkah-selangkah. Agar menyimpulkan suatu masalah tidak berat sebelah.
Sistematis
Ini nih yang harus dan paling mesti dimiliki mahasiswa mereka harus sistematis. Harus tersusun jadi kalo udah 1 lanjut ke 2 dst.


Buku, Cinta, dan Pesta: EFEK GLOBALISASI

Buku, Cinta, dan Pesta: EFEK GLOBALISASI: Pengaruh globalisasi saat ini sudah tak dapat di bendung lagi. Jarak antara manusia eropa dengan manusia asia sudah tak terbatas lag...

EFEK GLOBALISASI

Pengaruh globalisasi saat ini sudah tak dapat di bendung lagi. Jarak antara manusia eropa dengan manusia asia sudah tak terbatas lagi. Saat ini kita tak perlu lagi untuk berkunjung ke Negeri pamansam jika hanya ingin melihat panorama kotanya cukup dengan berkunjung ke dunia maya dan mencari situs yang terkait tentangnya. Begitu pun jarak antar tiap manusia, kita sudah mampu berkomunikasi dengan metode bertatap wajah dengan penduduk  Timur tengah sana dengan hanya sekali tekan. Yah semua itu karena adanya globalisasi.
Jika dahulu untuk mampu berkomunikasi dengan seseorang yang jauh maka kita perlu menulis surat lalu  mengirimnya ke kantor pos maka, saat ini hal itu sudah dianggap kuno, jika dahulu telpon umum digunakan pada tempat tertentu saja maka saat ini telpon genggam dapat di gunakan di mana dan kapan pun kita mau,  jika dahulu ketika seseorang ingin menambung ataupun mengambil uang maka kita hanya perlu menekan telpon tanpa harus berkunjung ke bank dan ikut berlama-lama mengantri.  Yah…. Itulah globalisasi merubah hidup komunal primitif menjadi individualis modern.  
Kita di tuntut untuk mampu beradaptasi dengan menggunakan alat-alat digital di era ini. Semua serba capat dan serba instan. Antara jarak tiap manusia sudah tak ada lagi. Kehidupan sosial pun telah berubah dengan adanya efek yang di timbulkan dari globalisasi ini. Berbagai macam tata norma dan aturan telah mulai di renovasi dengan adanya pengaruh globalisasi ini.
Saya ingin coba merangkup beberapa efek yang mepengaruhi  pola kehidupan masyarakat Indonesia dengan adanya globalisasi ini. Adapun efek yang di timbulkan dari globalisasi ini antara lain :
·         Komunikasi
Yah seperti diawal tadi bahwa pengaruh globalisasi sangat mempengaruhi pola komunikasi kita. Saat ini kita mampu melakukan komunikasi baik dengan dua orang ataupun lebih tanpa adanya batas dan jarak antara kita.

·         jual beli
jika dahulu kehidupan jual beli dilakukan di dalam pasar dengan proses tawar menawar antara penjual dan pembeli maka berbeda halnya dengan saat ini. Saat ini kita mampu membeli apapun yang kita mau walaupun kita berada dalam kamar tidur sambil baring dengan hanya sekali tekan maka apapun yang kita inginkan dapat terpenuhi.

·         kehidupan masyarakat
kehidupan masyarakat saat ini sangat individualis kita tidak lagi peduli dengan apa yang tengah dirasakan oleh orang disekitar kita. Jika ingin mengucapkan sesuatu hal kita tidak usah lagi berkunjung kepada orang yang ingin dituju cukup dengan hanya menulis status di dinding sosial media. Saat ini anak-anak Indonesia tidak mengenal lagi yang namanya permainan tradisional seperti bermain asing, main beli-beli, main bom, main garis, sembunyi-sembunyi, dan macam permainan tradisional lainya. Mereka disuguhi dengan berbagai macam permainan individualis seperti main game Play station, pergi ke time zone dan lain-lain. 

·         Budaya
Yang paling kronis dari pengaruh ini ialah budaya. Saat ini mungkin tak ada lagi yang mengenal tarian asli daerah masing-masing, pemuda Indonesia tengah sibuk dengan tarian gangnam style, shuffle dance, dan berbagai macam tarian asal luar negeri  lainnya.

Itulah tadi beberapa pengaruh yang  ditimbulkan dari globalisasi. Semuanya kembali kepada diri masing-masing sebagai bangsa Indonesia. Globalisasi bukanlah sesuatu hal yang menakutkan untuk kehidupan bangsa ini. Tetapi lebih dari pada upaya kita untuk menyiasatinya dengan kretifitas kita agar efek yang ditimbulkan tidaklah menakutkan.