Kamis, 23 Juni 2011


Suku bugis merupakan suku terbesar ke-3 setelah jawa dan sunda menurut data statistik. Suku bugis terdapat di beberapa belahan nusantara. Suku bugis terbesar terdapat di Indonesia timur tepatnya di Sulawesi.
Suku bugis tergolong dari suku-suku melayu deutoro. Melayu Deutero atau Melayu Muda adalah sebutan untuk suku Melayu yang datang pada gelombang kedua setelah Melayu Proto. Asal kedatangan bangsa ini sama dengan bangsa Melayu Tua dan berasal dari ras yang sama yaitu Malayan Mongoloid sehingga tidak memiliki perbedaan fisik yang berarti. Suku tersebut masuk ke nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari asia.
Kata bugis di indikasikan berasal dari nama raja yakni La Satumpugi, konotasi dari to ugi, artinya masyarakat bugis. La satumpugi mempunyai anak yang bernama We cudai yang suaminya bernama Sawerigading dan mempunyai anak bernama La galigo.
Pada masa dahulu nusantara terpecah-pecah menjadi sistem feodal di mana pemerintahnya bersifat kerjaan. Suku bugis mempunya banyak kerajaan yakni: Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Suppa, Sawitto, Sidenreng, Rappang. Kerana para raja ingin meluaskan area toritorial maka pada masa tersebut pertempuran antara raja-raja bugis tak terhindari.
Dalam perekonomi masyarakat bugis cendrung mencari nafkah dengan menjadi seorang nelayan, pedagang, maupun bertani. Masyarakat bugis sangat mempercayai hal-hal yang tak kasat mata (metafisik).
Masyarakat bugis sangat menjunjung tinggi adat mereka. “Siri” dalam bahasa Indonesia semantik dengan rasa malu. Dalam beraktifitas dan melaksanakan tugas masyarakat bugis lebih menjungjung tinggi rasa malunya. Karena hanya malu yang membedakan antara manusia dan binatang.
Masyarakat bugis sangat piawai dalam mendiplomasi suatu permasalahan. Kipiawaian tersebut bisa kita lihat dengan kemampuannya dalam menghargai sesama manusia. Dalam teknik diplomasi masyarakat bugis biasanya memakai cara:
keras
Watak orang bugis sangat keras, ketika suatu perkataan di lontarkan pantang untuk kembali ke tengorokan. Jadi suatu masalah ketika tidak bisa diselesaikan secara lisan maka secara fisik pun diselesaikan.
Pernikahan
Dalam menyelesaikan suatu masalah masyrakat bugis biasanya memakai cara megawinkan anak mereka. Agar suatu masalah bisa di atas dengan cara kekeluargaan.
Dalam bermasyarakat, orang bugis sangat menjunjung tinggi pertemanan. Mereka sangat ramah ketika prinsipnya seirama dengan masyarakat lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar