Sabtu, 26 Januari 2013

Kolaka terhipnotis oleh "pop culture"



Kabupaten kolaka murupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Sulawesi tenggara. Dahulu daerah ini sangat luas,  pasca otoda dan desntralisasi akhirnya daerah ini terpecah menjadi 3 bagian yakni kolaka utara, , kolaka kota dan akan menyusul kolaka timur. Kolaka memang sangat strategis untuk pangsa pasar karena daerah ini langsung berbatasan dengan teluk bone,Kabupaten  watampone Sulawesi selatan. Maka tak heran akses perekonomian untuk daerah sulawesi tenggara salah satu jalurnya melewati deaerah kolaka kota begitu pula dengan akses informasinya. 

Oleh karena akses informasi yang begitu strategis maka tak heran pemuda di daerah ini sangat up to date  baik mengenai social information maupun life style teenegers  yang sangat berbau pop culture. Akibatnya pemuda yang cikal bakalnya kedaerahan  ini berkamuflase menjadi pemuda pop culture yang di lahirkan secara prematur oleh akses informasi.
Ada berbagai macam komunitas yang mencirikan lakonisasi pemuda barat yang menginjeksi pemuda daerah ini  salah satu diantaranya yakni. 

Komunitas shuffle
Komunitas shuffle (running man) merupan tarian yang terlahir dari komunitas aderground wave moulbroune australia. Pertma kali masuk ke media di bawah oleh sonic animasi. Dan menyebutnya sebagai tarian yang memadukan antara ayam dan tarian robot dengan gaya menghentakkan kaki. Penduduk setempatpun menyebutnya “menghentak”. Sebahagian penari shuffle menaburi benak atau cairan ke lantai tarian untuk memudahkan para penarian menghentak, berputar 360 0, atau melompat. Tetapi ada juga penari yang menabhakan pita plastik halus atau lakban ke sepatu mereka.
Awalnya terdiri dari "Langkah T-" dikombinasikan dengan gerakan lengan, selama beberapa tahun terakhir. Shuffle dance juga telah diadopsi ke dalam gaya yang umum, menonjolkan fokus baru. Tarian ini memadukan gaya berputar, mengayunkan lengan, slide, dan tendangan.
Tarian ini begitu fenomenal karena di bawah oleh kelompok Hop Electro yakni LMFAO pada video clip mereka yang berjudul “party rock Anthem”.  Masuk ke negari sendiri pada saat video clip ini mewabah di jejaring “youtube” akhirnya merasuki para remaja.
Perhatian khusus juga diberikan oleh para remaja kolaka, dengan berbagai macam penaamaan komunitas “shuffle dance”. Kebanyakan dari mereka Biasanya latihan ketika ada event-event ataupun bazar-bazar diadakan. Akan tetapi ada juga yang komunitas shuffle kolaka yang latiah tiap minggunya.
Di tribun lapangan 19 november kolaka menjadi saksi tarian shuffle dance tersebut. Para remaja yang tergabung dalam komunitas shuffle dance biasanya latihan di lapangan ini pada sabtu malam.  

Komunitas skaters
Skateboard pertama kali ditemukan pada pertengahan tahun 1950, seiring dengan perkembangan era surfing di daerah California, Amerika Serikat. Pertama kali muncul, skateboard masih diciptakan oleh tangan manusia dan terbuat dari kayu yang digabungkan dengan ban sepatu roda dan disambungakan oleh trucks dari sepatu roda yang sangat tebal dan berat. Pada saat itu orang juga belum mengenal nama ‘skateboard’, melainkan ‘sidewalk surfing’.
Skater board tekenal layaknya “shuffle dance” tapi agak berbeda metodenya. Jikalau “shuffle dance” terkenal lewat video clip LMFAO maka skatboard terkenal lewat film yang  Dibawakan oleh Marty Mcfly berjudul Back To The Future”, disini Marty menggunakan media skateboard sebagai alat transportasinya.
Pertengahan tahun 1960, skateboard menjadi permainan yang cukup mainstream di Amerika. Dua buah brand, yaitu Hobie dan Makaha melihat celah tersebut dan mulai memproduksi skateboard, jadi para penikmat permainan ini tidak perlu lagi bersusah payah untuk membuat skateboard. Mereka dapat membeli langsung dan langsung memainkannya.
Popularitas skateborad mulai meningkat ketika sebuah majalah lokal yang membahas permainan ini mulai terbit, yaitu Skateboarder Magazine. menjadi sebuah media yang sangat membantu para skateboarder untuk lebih mengetahui secara lengkap mengenai hal ini. Makaha sebagai salah satu brand pada waktu itu benar-benar mengeruk keuntungan yang luar biasa, yaitu sebanyak 4 juta dolar Amerika dalam jangka aktu dua tahun saja (1963-1965).

Hal tersebut menginspirasi para remaja kolaka melihat skateboard sebagai  life style teenegers tersendiri. Para komunitas skaters kolaka biasanya main pada sore hari di lapangan 19 november kolaka, biasanya juga main di daerah pantai kolaka.  


Adanya komunitas-komunitas yang tergabung dalam berbagai macam kegiatan berdampak positif terhadap remaja. Hal ini dikarenakan remaja tersebut memiliki akses ataupun tempat untuk menyalurkan hasratnya dalam berkreatifitas. Begitu pula yang terjadi pada remaja kolaka dengan adanya berbagai macam komunitas-komunitas yang berbeda membuat para remaja tidak jenuh. Terlebih lagi dari berbagai event-event yang didakan di daerah ini membuat para remaja tersebut menjadi puas dengan tersalurkannya kreatifitas komunitasnya. Karena hal yang mesti di ketahui bahwa daya action remaja lebih tinggi ketimbang daya nalarnya. Mereka ingin menjadi garda terdepat dan dapat di pandang wah oleh publik dan hal tersebut merupakan jati diri remaja.
Akan tetapi seiring dengan berbagai macam komunitas yang terlahir dari “pop culture” tersebut kebudayaan lokal pun semakin tergerus. Jika kita hendak menelisik fenomena ini maka bisa dipastikan remaja kedepannya tak mampu lagi mengenal jati diri daerahnya. Hal tersebut membuat budaya lokal pun termarjianlisasi ataupun di pandang sebelah mata oleh kalangan remaja.
Jika hal tersebut terjadi kedepannya budaya kita hanya akan menjadi catatan pena dalam buku sejarah sekolah dasar kita.

2 komentar:

  1. Postingan yg menarik gan (y) memang sih pemuda di Kolaka sudah banyak yg melupakan budaya daerahnya
    Ane juga dari Kolaka dan gak nyangka foto sy ada di Blog ini . Thanks gan :D

    AsyShahid_AM
    [skatersklk.blogspot.com]

    BalasHapus